Minggu, 25 Februari 2018

ILMU

SALAH satu hal yang sering para pencari ilmu lupakan ketika di majelis ilmu adalah menulis.

Banyak di antara kita yang melupakan menulis.

Padahal menulis ilmu adalah hal yang penting... mengingat tidak semua manusia mempunyai daya ingat yang sangat baik dalam menghafal ilmu.

•Daya ingat manusia lemah dan terbatas, sehingga kita di anjurkan agar mencatat ilmu.

Berusaha merangkum apa yang di dengar dan mencatatnya. Ini membuat lebih fokus dan membuat ingatan lebih kokoh.

dan yang lebih penting, sikap ini menunjukkan perhatian kita terhadap ilmu serta memuliakan ilmu agama yang berkah ini.

•Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ikatlah ilmu dengan menulisnya,” (Silsilah Ash-Shahiihah no. 2026).

•Bahkan beliau memerintahkan sebagian sahabatnya agar menulis ilmu.

Salah satunya adalah Abdullah bin ‘Amru. Beliau bersabda kepadanya, “Tulislah. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran,” (HR. Ahmad 2/164 & 192, Al-Haakim 1/105-106, shahih).

•Tafsir surat Al-Alaq yaitu agar kita mencatat ilmu agar tidak mudah lupa, yaitu membaca dari tulisan.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Kita katakan, iya. Lupa ada obatnya dengan karunia dari Allah yaitu menulisnya. Karenanya Allah memberi karunia kepada hamba-Nya dengan surat Al-Alaq. Yaitu “IQRA” kemudian “mengajarkan dengan perantara pena.”

•Allah Tabaraka Ta’ala menjelaskan kepada kita bagaimana mengobati penyakit lupa..??

obatilah dengan menulis...

•Zaman sekarang banyak sarana tulis-menulis dan kemudahan copy-paste serta sarana sosial media internet, maka mencatat dan menyalin cukup mudah, karenanya ada ungkapan

“Ikatlah ilmu dengan mengamalkannya.”

•Ilmu lebih layak jk di ikat dengan amal karena ilmu yang telah di ikat di kitab-kitab telah banyak di lupakan.

Apalagi di zaman ini kita sangat butuh terhadap amal, contoh akhlak mulia bagi masyarakat.

RAHMAT ITU NIKMAT

Dari mana Datangnya Ingat
Jika Bukan Dari Melihat 
Buta Pada Apa Yang Di Lihat 
Karena Tak Memandang Hakikat

Budi Yang Telah Kau Tabur 
Nikmatnya Telah Kau Dapat 
Mulut Mudah mengUcap Syukur 
Hakikat Sukar hendak di Buat

Tanda Syukur Doa DiBaca 
Pada Siapa Doa Di Serahkan ?
BUKANKANKAH PADA MUKA ENGKAU SENDIRI KAU SAPUKAN ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar